CV. MEGA TEKNIK
Electrician Solution Partner
Sabtu, 12 Juni 2010
Proses Pendistribusian Listrik
Cara Pendistribusian Listrik
Karena berbagai persoalan teknis, energi listrik hanya dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu saja. Sedangkan pemakai tenaga listrik atau pelanggan tenaga listrik tersebar diberbagai tempat, maka penyampaiain tenaga listrik dari tempat dibangkitkan sampai ke tempat pelanggan, memerlukan berbagai penanganan teknis. Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP, PLTGU dan PLTD, kemudian disalurkan melalui saluran transmisi setelah terlebih dahulu dinaikkan tegangannya oleh transformator penaik tegangan yang ada dipusat listrik.
Saluran tegangan tinggi di Indonesia mempunyai tegangan 150 kV yang disebut sebagai Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan tegangan 500 kV yang disebut sebagai Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Saluran transmisi ada yang berupa saluran udara dan ada pula yang berupa kabel tanah. Karena saluran udara harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan kabel tanah, maka saluran transamisi kebanyakkan berupa saluran udara.
Kerugian saluran transmisi menggunakan kabel udara adalah adanya gangguan petir., kena pohon dan lain-lain. Setelah tenaga listrik disalurkan melalui saluran transmisi, maka sampailah tenaga listrik di Gardu Induk (GI) untuk diturunkan tegangannya melalui transformator penurun tegangan menjadi tegangan menengah atau yang juga disebut tegangan distribusi primer. Tegangan distribusi primer yang digunakan pada saat ini adalah tegangan 20 kV. Jaringan setelah keluar dari GI disebut jaringan distribusi, sedangkan jaringan antara Pusat Listrik dengan GI disebut jaringan transmisi.
Setelah tenaga listrik disalurkan melalui jaringan distribusi primer, maka kemudian tenaga listrik diturunkan tegangannya dalam gardu-gardu distribusi menjadi tegangan rendah dengan tegangan kerja 380/220 Volt, kemudian disalurkan melalui Jaringan Tegangan Rendah untuk selanjutnya disalurkan ke rumah-rumah pelanggan (konsumen) melalui Sambungan Rumah. Dalam prakteknya, karena luasnya jaringan distribusi, sehingga diperlukan banyak transformator distribusi, maka Gardu Distribusi seringkali disederhanakan menjadi transformator tiang. Pelanggan yang mempunyai daya tersambung besar tidak dapat disambung melalui Jaringan Tegangan Rendah, melainkan disambung langsung pada Jaringan Tegangan Menengah, bahkan ada pula yang disambung pada jaringan Transmisi Tegangan Tinggi, tergantung besarnya daya tersambung. Setelah tenaga listrik melalui Jaringan Tegangan Menengah (JTM), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dan Sambungan Rumah, maka tenaga listrik selanjutnya melalui alat pembatas daya dan KWH meter.
Dari uraian diatas, dapat dimengerti bahwa besar kecilnya konsumsi tenaga listrik ditentukan sepenuhnya oleh para pelanggan, yaitu tergantung bagaimana para pelanggan akan menggunakan alat-alat listriknya, yang harus diikuti besarnya suplai tenaga listrik dari Pusat-pusat Listrik. Proses penyampaian tenag a listrik dari Pusat-pusat Listrik ditunjukkan dalam Gambar diatas.
Cara Menghitung Biaya Beban Listrik
Contoh Cara Menghitung Biaya Beban Listrik
Biaya listrik = kebutuhan daya X lama pemakaian X harga tarif listrik (TDL).
Tarif Dasar Listrik (TDL) menurut http://www.pln.co.id
Golongan R1 (< kwh =" Rp" kwh =" Rp">2200 VA), 1 kWh = Rp 621, -
Contoh hitungan:
biaya bulanan pemakaian lampu 100 watt per hari 10 jam,
(100W) x 10 jam x 30 hari = 30.000 Wh = 30 kWh
untuk golongan R1 -> 30 kWh X Rp 320(TDL) = Rp 9.600
apa jadinya jika lampu tersebut diganti sama yang 20 watt
(20W) x 10 jam x 30 hari = 6.000 Wh = 6 kWh
untuk golongan R1 -> 6 kWh X Rp 320(TDL) = Rp 1.920
Biaya listrik = kebutuhan daya X lama pemakaian X harga tarif listrik (TDL).
Tarif Dasar Listrik (TDL) menurut http://www.pln.co.id
Golongan R1 (< kwh =" Rp" kwh =" Rp">2200 VA), 1 kWh = Rp 621, -
Contoh hitungan:
biaya bulanan pemakaian lampu 100 watt per hari 10 jam,
(100W) x 10 jam x 30 hari = 30.000 Wh = 30 kWh
untuk golongan R1 -> 30 kWh X Rp 320(TDL) = Rp 9.600
apa jadinya jika lampu tersebut diganti sama yang 20 watt
(20W) x 10 jam x 30 hari = 6.000 Wh = 6 kWh
untuk golongan R1 -> 6 kWh X Rp 320(TDL) = Rp 1.920
Minggu, 16 Mei 2010
tips menghemat biaya beban listrik
Pemerintah sekarang sedang menggalakkan program hemat listrik. karena PLN akhir-akhir ini sedang mengalami defisit energi listrik sehingga dampaknya sering diadakan pemadaman listrik bergilir. Untuk mendukung program pemerintah tersebut kita sebagai warga negara Indonesia hendaknya mulai menyadari hal tersebut. Selain mendukung program pemerintah tersebut juga tentunya bermanfaat bagi penghematan terhadap biaya beban listrik yang kita pakai setiap harinya. Berikut beberapa tips menghemat biaya beban listrik yang dapat kita terapkan sebagai langkah menekan besarnya energi dan biaya listrik yang kita pakai :
1. menggunakan listrik dengan sewajarnya, seperti matikan lampu yang tidak diperlukan, mematikan lampu pada siang hari atau jika keadaan sudah mulai terang.
2. jangan terlalu sering mengidupkan dan mematikan peralatan listrik, seperti pompa air alangkah baiknya gunakan bak penampung. hal ini akan sangat membantu karena beban motor pompa air pada waktu start membutuhkan arus yang sangat besar.
3. jangan terlalu sering menggunakan seterika listrik. pakai setrika untuk menyetrika beberapa pakaian sekaligus agar pemakain setyrika dapat dikurangi.
4. setel mesin pendingin / kulkas pada kondisi normal atau rendah agar tidak menyerap energi terlalu besar.
5. cabut semua steker semua peralatan listrik dari stop kontak jika sedang tidak digunakan, karena peralatan listrik pada kondisi stanby tetap menyerap energi listrik.
6. gunakan lampu-lampu dan peralatan-peralatana listrik yang hemat energi
tips sederhana tsersebut jika diterapkan dengan disiplin akan sangat membantu menghemat biaya listrik yang kita pakai.
untuk mengetahui cara menghitung biaya listrik yang terpakai klik disini
1. menggunakan listrik dengan sewajarnya, seperti matikan lampu yang tidak diperlukan, mematikan lampu pada siang hari atau jika keadaan sudah mulai terang.
2. jangan terlalu sering mengidupkan dan mematikan peralatan listrik, seperti pompa air alangkah baiknya gunakan bak penampung. hal ini akan sangat membantu karena beban motor pompa air pada waktu start membutuhkan arus yang sangat besar.
3. jangan terlalu sering menggunakan seterika listrik. pakai setrika untuk menyetrika beberapa pakaian sekaligus agar pemakain setyrika dapat dikurangi.
4. setel mesin pendingin / kulkas pada kondisi normal atau rendah agar tidak menyerap energi terlalu besar.
5. cabut semua steker semua peralatan listrik dari stop kontak jika sedang tidak digunakan, karena peralatan listrik pada kondisi stanby tetap menyerap energi listrik.
6. gunakan lampu-lampu dan peralatan-peralatana listrik yang hemat energi
tips sederhana tsersebut jika diterapkan dengan disiplin akan sangat membantu menghemat biaya listrik yang kita pakai.
untuk mengetahui cara menghitung biaya listrik yang terpakai klik disini
Langganan:
Postingan (Atom)